Prospek Bisnis Properti 2016 di Mata Pengembang
Tahun 2016 ini diyakini sebagai momentum tinggal landas buat bisnis properti. (Baca: 2016, Sektor Properti Bangkit)
Beberapa pengembang menghadapinya dengan optimistis dan sejumlah strategi. Bahkan, ada di antaranya berani melansir proyek-proyek baru.
Tak main-main, proyek baru tersebut berukuran jumbo dengan estimasi invenstasi ratusan miliar hingga triliunan rupiah. (Baca: Sambut Tahun Api, Sinarmas Land Siapkan Proyek Besar)
Sementara pengembang lainnya lebih menerapkan strategi merambah segmen pasar baru menengah ke bawah, dari sebelumnya menggarap pasar menengah atas.
Alasannya, pasar kelas ini tidak terlalu sensitif terhadap isu makro ekonomi. Pasar kelas ini secara fundamental merupakan betul-betul end user atau owner occupier.
Berikut prospek bisnis properti Tahun Monyet Api di mata para pengembang:
Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk, Harun HajadiTahun ini seharusnya lebih baik ketimbang tahun 2015. Pemerintah sudah sejumlah menerbitkan paket kebijakan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dan juga properti.
Selain itu, alokasi dana infrastruktur yang ditingkatkan, juga memungkinkan pembangunan fisik untuk konektivitas antar-wilayah dipercepat.
"Masak, pemerintah sudah mengeluarkan segitu banyak paket, gak ada yang mengena," ujar Harun kepada Kompas.com, Kamis (31/12/2015).
Harun menambahkan, bisnis properti akan bangkit dari keterpurukan jika suku bunga tidak naik, likuiditas kredit perumahan rakyat (KPR) teerjamin, dan tidak ada tambahan aturan yang tidak karuan.
"Jangan ada batasan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Itu yang penting. Loan to Value (LTV) yang dinaikkan sudah bagus sekali," ucap Harun.
Baginya, hal tersebut cukup untuk menciptakan kondisi bisnis properti tahun 2016 lebih baik dibanding tahun lalu.
PT Ciputra Surya Tbk akan melakukan proyeksi bisnis pada tanggal 29 Januari mendatang.
Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land Ishak ChandraMenurut Ishak, kelangsungan bisnis properti tahun ini meski bakal lebih baik dari tahun 2015, namun akan sangat bergantung pada insentif pemerintah.
"Insentif dari pemerintah akan menjadi pemantik atau trigger bagi pemulihan bisnis properti di Indonesia," tutur Ishak.
Sinarmas Land telah menyiapkan rencana strategis untuk merealisasikan sejumlah proyek raksasa di Jadebotabek, dan beberapa kota di Indonesia seperti Surabaya, Balikpapan, Batam, dan Makassar.
Dalam waktu dekat mereka akan merilis secara resmi proyek apartemen Aerium Residence di Puri Kembangan, Jakarta Barat, dan mixed use development di Jakarta Selatan.
Direktur PT Ciputra Property Tbk Artadinata DjangkarArtadina Djangkar mengatakan, PT Ciputra Property Tbk akan memulai perhatian pada kelas pasar menengah ke bawah tahun ini dengan merilis produk seharga Rp 16 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.
Berubahnya fokus garapan perseroan dari segmen pasar kelas atas ke kelas menengah bawah, kata Arta, karena tidak terlalu sensitif terhadap isu makro ekonomi.
"Kelas ini juga secara fundamental merupakan owner occupier," imbuhnya.
Sementara segmen pasar yang lebih atas merupakan pembeli yang tidak merasa "harus" membeli karena mereka sudah memiliki properti.
Jadi, segmen pasar ini paling sensitif terhadap isu makro ekonomi, politik, keebijakan, dan sebagainya.
"Saya rasa, biarpun tahun ini ada perbaikan, masih akan ada isu-isu makro seperti itu. Dan yang paling sensitif adalah kelas atas," pungkas Arta.
Sumber : http://properti.kompas.com/read/2016/01/02/092939421/Prospek.Bisnis.Properti.2016.di.Mata.Pengembang?page=all
Beberapa pengembang menghadapinya dengan optimistis dan sejumlah strategi. Bahkan, ada di antaranya berani melansir proyek-proyek baru.
Tak main-main, proyek baru tersebut berukuran jumbo dengan estimasi invenstasi ratusan miliar hingga triliunan rupiah. (Baca: Sambut Tahun Api, Sinarmas Land Siapkan Proyek Besar)
Sementara pengembang lainnya lebih menerapkan strategi merambah segmen pasar baru menengah ke bawah, dari sebelumnya menggarap pasar menengah atas.
Alasannya, pasar kelas ini tidak terlalu sensitif terhadap isu makro ekonomi. Pasar kelas ini secara fundamental merupakan betul-betul end user atau owner occupier.
Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk, Harun HajadiTahun ini seharusnya lebih baik ketimbang tahun 2015. Pemerintah sudah sejumlah menerbitkan paket kebijakan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dan juga properti.
Selain itu, alokasi dana infrastruktur yang ditingkatkan, juga memungkinkan pembangunan fisik untuk konektivitas antar-wilayah dipercepat.
"Masak, pemerintah sudah mengeluarkan segitu banyak paket, gak ada yang mengena," ujar Harun kepada Kompas.com, Kamis (31/12/2015).
Harun menambahkan, bisnis properti akan bangkit dari keterpurukan jika suku bunga tidak naik, likuiditas kredit perumahan rakyat (KPR) teerjamin, dan tidak ada tambahan aturan yang tidak karuan.
"Jangan ada batasan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Itu yang penting. Loan to Value (LTV) yang dinaikkan sudah bagus sekali," ucap Harun.
Baginya, hal tersebut cukup untuk menciptakan kondisi bisnis properti tahun 2016 lebih baik dibanding tahun lalu.
PT Ciputra Surya Tbk akan melakukan proyeksi bisnis pada tanggal 29 Januari mendatang.
Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land Ishak ChandraMenurut Ishak, kelangsungan bisnis properti tahun ini meski bakal lebih baik dari tahun 2015, namun akan sangat bergantung pada insentif pemerintah.
"Insentif dari pemerintah akan menjadi pemantik atau trigger bagi pemulihan bisnis properti di Indonesia," tutur Ishak.
Sinarmas Land telah menyiapkan rencana strategis untuk merealisasikan sejumlah proyek raksasa di Jadebotabek, dan beberapa kota di Indonesia seperti Surabaya, Balikpapan, Batam, dan Makassar.
Dalam waktu dekat mereka akan merilis secara resmi proyek apartemen Aerium Residence di Puri Kembangan, Jakarta Barat, dan mixed use development di Jakarta Selatan.
Direktur PT Ciputra Property Tbk Artadinata DjangkarArtadina Djangkar mengatakan, PT Ciputra Property Tbk akan memulai perhatian pada kelas pasar menengah ke bawah tahun ini dengan merilis produk seharga Rp 16 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.
Berubahnya fokus garapan perseroan dari segmen pasar kelas atas ke kelas menengah bawah, kata Arta, karena tidak terlalu sensitif terhadap isu makro ekonomi.
"Kelas ini juga secara fundamental merupakan owner occupier," imbuhnya.
Sementara segmen pasar yang lebih atas merupakan pembeli yang tidak merasa "harus" membeli karena mereka sudah memiliki properti.
Jadi, segmen pasar ini paling sensitif terhadap isu makro ekonomi, politik, keebijakan, dan sebagainya.
"Saya rasa, biarpun tahun ini ada perbaikan, masih akan ada isu-isu makro seperti itu. Dan yang paling sensitif adalah kelas atas," pungkas Arta.
Sumber : http://properti.kompas.com/read/2016/01/02/092939421/Prospek.Bisnis.Properti.2016.di.Mata.Pengembang?page=all
MESTIQQ - Judi Poker Online Indonesia
BalasHapusGabung sekarang untuk mendapatkan berbagai keuntungan berikut ini :
- 100% Player vs Player!!!
- Customer Services yang cantik dan handal!!!
- Pendaftaran gratis!!!
- Deposit minimum 10ribu!!!
- Withdraw minimum 20ribu!!!
- Bonus TurnOver sebesar 0,5% yang dibagikan tiap harinya!!!
- Bonus referral sebesar 20% seumur hidup, cukup dengan mengundang teman anda untuk bermain!!!.
Pendaftaran bisa langsung menghubungi pin bbm berikut :
- Pin BBM : 2C2EC3A3
WWW .MESTIQQ. COM